Wednesday, February 19, 2014

Berapa Harga Kebun Sawit Perhektar

Bagi anda yang berminat membeli kebun secara pribadi, saya coba memberikan beberapa masukan seputar faktor penentu  harga kebun sawit. Faktor-faktor tersebut meliputi harga tanah dan biaya pembangunan (operasional) kebun itu sendiri.  Bila anda belum pernah memiliki kebun sawit sebelumnya dan sekedar membuka wawasan,  berikut saya sajikan ulasan mengenai penentu harga kebun sawit di sekitar Riau.

  •  Lokasi 
Yang pasti semakin dekat dan  mudah ke akses jalan akan membuat harga tanah tinggi. Dan akan lebih tinggi lagi bila lokasi kebun itu dekat dengan PKS (Pabrik Kelapa Sawit). Demikian juga sebaliknya. Sebagai perbandingan "kasar", harga kebun di lokasi yang akses jalannya susah (jauh) pada kebun umur 3 tahun tanam seharga Rp.30juta/hektar, di lokasi yang aksesnya mudah (dekat) dengan kondisi yang sama dengan diatas bisa dihargai  Rp.120juta bahkan lebih per hektarnya
  • Kondisi/jenis tanah
Tanah mineral lebih baik dari tanah gambut. Tanah yang konturnya relatif datar lebih baik dari tanah berbukit. Tanaman sawit adalah tanaman yang membutuhkan banyak air, jadi tanah yang dekat dengan sumber air (muka air tanah yang tidak terlalu dalam) akan sangat baik pertumbuhannya. 
  • Legalisasi tanah yang dimiliki
Sebelum membeli  pastikan apa surat legalitas yang ada. Apakah SHM, SKGR, SKT, dll. Tentu makin tinggi status surat legalitasnya akan semakin mahal harga kebun tersebut.
  • Jenis  bibit yang ditanam 
Tidak jarang kebun sawit dibuat dengan tujuan nantinya akan dijual kembali kepada pembeli. Tentu kebun yang seperti ini kurang meyakinkan sumber bibitnya, orang dia sendiri tidak mengharapkan hasil panen terbaik, hanya untuk dijual. Bibit yang baik sebaiknya berasal dari produsen yang sudah dilegitimasi, seperti PPKS (PPP Marihat dan PPP Medan/RISPA), PT. Socfindo, OPSG Topaz (Asian Agri), Dami Mas (SMART), dan Sriwijaya (Selapan Jaya).
  •  Cara perawatan tanaman
Kebun yang terawat sejak dari awal akan memberikan potensi panen yang optimal, karena perawatan yang baik akan memberikan keseragaman tanaman baik dari segi umur dan kecukupan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Kebun yang dirawat dengan baik akan berproduksi secara optimum hingga umur 30 tahunan.
  • Usia tanam
Semakin produktif kebun , akan semakin tinggi harganya. Ini so pasti kan?  Bagi anda yang berminat membuka kebun sendiri dari nol, tentu ini tidak penting.  Namun bagi anda yang berminat membeli kebun yang sudah jadi tentunya harus mempertimbangkan usia tanamannya. Membeli kebun pada saat berbuah pasir (sekitar umur 2 tahun tanam) lebih baik daripada yang baru saja siap ditanam, karena pada umur ini sudah mulai bisa kita lihat buah yang keluar.  Biasanya secara visual kondisi  kebun secara umum dapat kita perkirakan baik atau tidak.... untuk ini diperlukan sedikit pengalaman...hehehehe,,, sedikit aja sudah cukup koq.

Berikutnya silahkan lihat Analisa Usaha Berkebun Kelapa Sawit.  Tulisan ini menyajikan perkirakan biaya, pendapatan dan laba rugi berkebun sawit.

Analisa Usaha Berkebun Sawit

Maaf masih dalam penulisan. Supaya lebih akurat... dibutuhkan waktu lebih banyak..

Friday, February 7, 2014

Harga Tandan Buah Sawit (TBS) mengalami kenaikan, hasil panen mengalami trek

Harga TBS mengalami kenaikan seiring pula dengan menurunnya hasil panen petani. Kalau 4 bulan ke belakang harga TBS ditingkat pengepul di bawah Rp.1300/Kg, kini harga TBS normal disekitar Rp1500/Kg, dimana harga tersebut dapat mencapai harga Rp.1800 bahkan lebih di tingkat PKS (Pabrik Kelapa Sawit).


Walaupun harga TBS mengalami kenaikan tidak serta merta meningkatkan pendapatan petani.  Penurunan panen ini atau biasa disebut masa trek bisa mencapai 40% dari rata-rata perbulannya. Sebagai perbandingan: kalau rata-rata per bulannya 2,5Ton/Ha pada masa trek saai ini ada yang mengalami penurunan hingga 40% atau tinggal sekitar 1,5Ton/Ha.
Memang harga TBS selalu berfluktuasi menurut harga pasar dunia dan hasil panen petani. Untungnya bagi para  petani pada masa-masa trek harga TBS mengalami kenaikan, sehingga hasil perbulannya tidak terlalu jauh berbeda. Sebagai misal: pada saat panen normal dengan umur tanaman 10 tahun diperoleh panen sebanyak 2,5Ton/Ha. Dengan harga pada saat itu sekitar Rp.900/Kg, petani masih memperoleh penghasilan Rp.2.250.000;/Ha per bulan. Pada masa trek ini hasil panen tersebut berkurang sebanyak 40% atau tinggal menjadi 1,5Ton, dan bila dikalikan dengan harga TBS saat ini Rp.1500/Kg adalah Rp.2.250.000;/Ha per bulan. Asumsi harga TBS/Kg yang saya buat disini adalah riil di tingkat pengepul, artinya tidak ada lagi biaya yang harus dikeluarkan dalam hal transportasi buah ke PKS. Jadi kalau kita mempunyai kebun seluas 10 hektar, penghasilan 20 jutaan perbulannya adalah hal yang wajar.....